Thursday, October 3, 2013

Selimut Debu


Yang saya suka dari baca buku ituu,, kita bisa ikutan juga merasakan perjalanan yang mereka lakukan, kesedihan yang mendalam, juga bisa sedikit mengintip dunia.



Buku kesekian yang dibaca tahun 2013, tahun ini sepertinya menjadi masa terproduktif baca buku buat saya, setelah berbagai bacaan lain’ saya dapat referensi buku bagus dari de’ gita judulnya Titik Nol, Garis batas dan Selimut Debu semuanya sama ditulis oleh Agustinus Wibowo, seorang traveler yang ehh bukan bukan dia seorang explorer menurut saya, yaaa seorang explorer yang mengarungi belahan dunia dan menyelami kehidupan masyarakat disana, nggak tangung-tangung dia menjelajah jalur sutra selama 5 tahun dimulai dari China Mongol Nepal lalu dia menjelajah Negara-negara stan seperti  Pakistan Kazakhstan Tukrmenistan sampai Afganistan yang penuh dengan ranjau darat dan Taliban.

Setelah membaca Selimut Debu saya baru tahu bahwa Afganistan yang selama ini hanya saya anggap Negara gersang yang penuh puing-puing gedung sisa bom dan rudal, juga berisi pegunungan yang indah, sungai yang mengalir, juga yang awalnya saya tahu hanya Negara islam paling kuat pakemnya’ Afganistan juga merupakan tempat sacral bagi umat Budha karena tersisa bangunan suci menurut mereka di sana, yaa sang Budha tidur berada kokoh di “Tanah bangsa Afghan”  dulunya, hingga kini menjadi puing-puing setelah dihancurkan Taliban.

Dari buku ini saya belajar banyak mengenai islam garis keras, kenapa wanita disana tidak cukup hanya mengenakan cadar tapi harus menggunakan Burqa, dimana menatap gadis adalah dosa, dan menyebut nama seorang gadis disana merupakan penghinaan. Setelah membaca buku ini pun saya tahu apa penyebab besarnya syahwat mereka pada para gadis dan penyebab suburnya homosexualitas dan pedofilia di Negri Stan.

Agustinus Wibowo mengajak kita ikut merasakan perjalanan yang dia lakukan, menceritakan semua pengalaman, dan menuangkan pengalamannya dengan baik selama dia ada disana. Buku Selimut Debu ini buku seri pertama dari trilogy yang dikeluarkan. Nggak sabar baca semua bukunya.

No comments: