Saturday, February 10, 2018

Mendidik Anak Dengan Cinta dan Logika With Ibu Elly Risman, Psi

Bissmillahirrohmanirrohim

Assalamualaikum warrahmatullah, kemarin saya alhamdulilah berhasil cheklist salah satu point resolusi keluarga kami yang dipending dari tahun 2017, yaitu untuk ikut seminar parenting. Kenapa masuk dalam resolusi keluarga cikcikbum? Karena ini salah satu misi kita dalam mewujudkan visi sebagai keluarga. Bahkan untuk jualan gorengan saja ada ilmu dan target yang harus diraih, masa iya mendidik anak tanpa ilmu dan achivement? Setidaknya itu yang membuat kami semangat untuk belajar menjadi orang tua, selain ingat akan hisab Allah nanti.



Acara seminar yang diikuti oleh 500 orang tua pembelajar yang dominan ibu - ibu ini sukses membuat mata saya sembab, hati hancur dan isi kepala yang porak poranda setelah mendengarkan 4 jam materi dari ibu Elly Risman. Sosok psikolog yang sering saya lihat dilayar kaca, berseliweran video seminarnya di laman Facebook dan banyak saya baca nasihatnya di grup whatsup. Sosok ibu sukses yang saya lihat dan beberapa teman perhatiakan kok ada kemiripan antara beliau dengan mama saya di Bandung, dan hal itu juga dibenarkan suami hehehe. Hotel Mangkuputra yang berlokasi di dekat pintu masuk Tol Cilegon Timur dipilih karena mungkin itu lokasi yang strategis untuk para peserta yang jauh-jauh datang dari kota lain untuk mengikuti acara seminar ini. Kami diminta hadir pukul 7.30 untuk penukaran tiket dan registrasi, dan mereka memulai acara pukul 8 tepat. Bu Elly Risman (yang baru saya tahu bahwa Risman adalah nama suaminya) memberi materi pukul 9.00 - 13.00 yang terlalu cepat berlalu menurut saya.

Beliau yang hanya menyematkan gelar psikolog tanpa embel-embel lain, baru saya tahu merupakan doktor dari America untuk Phornography Addiction Therapy, di Salt Lake City, Utah-USA, juga baru saya tahu merupakan dirut dari dua yayasan, masyaallah tampilanya sederhana sekali, lembut khas wanita muslimah yang sopan. Memulai seminar dengan suara  yang agak terisak mulai membuat air mata saya menggenang. Slide awal menampilkan hasil dari pooling yang dilakukan beberapa hari sebelumnya dengan pertanyaan
1.       Diusia berapa anak anda difasilitasi gadget?
2.       Sejak usia berapa anak anda dibuatkan/ membuat akun socmed (Ig, FB, Whatsup dll?)
3.       Bagaimana pengasuhan orang tua anda kepada anda ketika kecil?
4.       Apa dampak yang anda rasakan sekarang dari pengasuhan orang tua anda tersebut?

Pertanyaan sederhana, namun hasil pooling itu membuat bu Elly Risman agak heran, apa tujuan ibu membuatkan anak dibawah 3 tahun akun socmed? Mau pamer? Tanyanya. Ingin dibilang anaknya lucu? Mau ditanya beli bajunya dimana? sombong kah yang terselip? Banyak ibu yang tersenyum malu, alhamdulillah nya saya tidak termasuk karena Syams tidak saya buatkan akun socmed, namun terlintas pula artis-artis yang membuatkan akun socmed anaknya sejak lahir, mungkinkan ibu-ibu ini follower mereka? Terka saya saat itu. Tahukan ibu, selendang kesombongan itu yang akan Allah gunting, yang tak akan bisa mencium surga jika ada sebiji dzaroh pun rasa sombong dalam hati? Tanya beliau. Dilanjutkan dengan potongan gambar anak-anak usia sekolah dasar yang dalam facebook berfoto tidak sewajar usianya, membuat miris hati ini, mereka beri judul #relisionshipgoals katanya (emoticon sedih). Juga unggahan para ibu di socmed yang bangga dengan proses facial dan meni pedi anak gadisnya yang berusia balita, tuh kakinya aja belum keluar dari bangku untuk sampai baskom air saat proses bersih-bersih kuku kaki disalon itu ujar bu Elly Risman, kalau semua dikerjakan orang lain, terus ibu ngapain sama anaknya? , kalau semua orang lain yang mengerjakan, tanya beliau. Tahukah ibu-ibu, kegiatan potng kuku, cari kutu, cukur rambut itu bonding kita sebagai ibu dengan anak? Dilanjutkan cerita masa kecilnya yang mengenang hal itu, suaranya menggetar saat masuk bagian neneknya yang terus dia sayang hingga ajal, itu karena ada proses cari kutu buu, kasih sayang nenek dan ibu saya mengalir saat proses cari kutu katanya. Saya ikutan menangis terkenang bayangan masa kecil saya juga, kangen mamah dan adek-adek perempuan saya di Bandung. Jangan kambing hitamkan cinta sebagai alasan, memfasilitasi anak dengan gadget, membuat lucu-lucuan untuk konten socmed anak agar banyak like dan komen, kedepankan logika kita sebagai orang tua, bukan diri kekanakan yang ada pada ibu bapa, ujarnya.

Banyak beliau ceritakan pengalaman hidup beliau yang strugle membesar kan 3 anak gadis di America, bagaimana keluarga mereka dengan kuat memegang teguh prinsip dasar keluarga dan menjunjung tinggi syariat ditengah lingkungan negara sebebas itu. Juga kisah beliau yang menceritakan alm ibunya saat mendidiknya waktu kecil, mungkin dari sanalah ilmu dasar parenting diadapat dan juga dilakukan berulang saat mendidik anak-anaknya. Ada satu hal yang ingin saya coba tiru dan praktekan saat mendidik anak-anak saya kelak, yaitu untuk tidak pernah memarahi dan bicara serius dengan anak dalam posisi berdiri, terdengar spele yah tapi itu sangat berkesan buat saya, sesuatu yang membuat seorang Elly Risman terisak ditengah seminar teringat akan alm ibu yang mendidiknya dengan baik, dan memintakan ampunan pada Allah saat itu. Saya? Nangis lagi dong, ingat bagai mana dulu saya juga digembleng seorang single parent, yang boro-boro ada sekolah dan seminar sebanyak sekarang, dibesarkan ibu bekerja sendirian memaksa saya untuk cepat dewasa dan mengerti sejak remaja, tapi saya tahu alasannya kenapa mama dulu begitu, mewajarkan beliau namun berusaha menjadi ibu yang lebih baik dengan ilmu-ilmu yang saya pelajari, bukankan kita tidak bisa memilih lahir dari ibu yang bagaimana, tapi kita bisa memilih untuk membesarkan anak dengan cara seperti apa? Semoga Allah membantu dengan ilmu dan kesabaran yang lebih kepada saya.



Banyak tawa dan airmata yang tumpah di 4 jam bersama bu Elly Risman dihari itu, nasihat juga pengalaman hidup yang beliau alirkan, ilmu dan pembelajaran yang saya ambil tapi juga banyak datang kilatan-kilatan kenangan masa kecil yang muncul setiap beliau bercerita, juga perasaan bersalah selama 2 tahun menjadi orang tua, dan banyak pertanyaan, bisa nggak yah? Nanti anak-anaku gimana? Namun hingga akhir materi saya menjadi optimis, walaupun banyak sekali pekerjaan rumah menggantung dalam pikiran saya dan suami, mana yang mau dirubah, apa yang mau ditambah dalam pola asuh kami terhadap anak-anak kelak,  tapi kami jadi lebih optimis inysyaallah bisa dan merasa belum terlambat untuk memperbaiki dan terus belajar menjadi orang tua. Kami diberikan contoh gol dalam pengasuhan anak, mendidik anak dengan tujuan anak pintar dapat ranking tertinggi dikelas itu old style katanya, katro, impian orang tua jaman dulu. Mendidik anak menjadi takwa dan berakhlak mulia dengan ibadah sempurna lah gol orang tua saat ini, orang tua yang menjawab tantangan masa sekarang, mendidik anak untuk menjadi calon istri/suami, mendidik mereka menjadi ibu/ayah kelak, mendidiknya menjadi mandiri dan bermanfaat untuk orang lain. Beberapa contoh gol sebagai orang tua dalam mendidik anaknya dari ibu Elly Risman yang saya dan suami juga setujui. Oiya saya datang keseminar ini rombongan, memboyong Syams dan ibu, mereka anam di playground yang disediakan, dan saya tenang untung menangis hehee, suami saya termasuk 5% bapak-bapak yang hadir, yang selalu mendapatkan apresiasi dan terimakasih dari bu Elly Risman, karena mau peduli dan menanggalkan rasa malu walaupun dengan sedikit terpaksa kan? Tanya beliau, yang dijawab lirikan senyuman suami pada saya tanda mengiyakan hehee. Acara selesai pukul 13.00 kami isttirahat untuk makan dan sholat, acara dilanjutkan 30 menit kemudian, tapi kami pulang duluan, kasihan syams mulai capek tapi nggak tidur siang soalnya rame anak kecil dan banyak mainan.





Oiya sebelum pulang saya dapet hadiah yang saya minta sendiri secara pribadi saya minta pada bu Elly Risman, disaat yang lain keluar ruangan seminar untuk istirahat, saya sendiri melawan arus maju ke panggung, mendekatinya dan bertanya “bu boleh saya peluk ibu? Saya kangen mama saya” boleh katanya dan disambut pelukan hangat dan kecupan dipipi, mata saya berair lagi, lalu saya doakan beliau selalu sehat agar bisa terus menebar kebaikan dimanapun. Semoga bisa ikut seminar parenting lain dengan berbagai sumber dan ilmu ditahun ini aamiin. Nggak sempet banyak foto dikarenakan menikmati acara, maaf yaa visualnya sedikit.

No comments: