Thursday, December 22, 2016

Dewasa (Tanda tanya)

Assalamualaikum, lama banget nggak nulis padahal buanyak banget yang pengen diceritakan namun apa daya laptop hang digeprak bayi, lalu dia sakit, kemudian saya sakit dan disusul bapake yang sakit dan berakhirlah berbulan bulan ini tanpa menulis.

Seiring dengan bertumbuhnya syams, banyak sekali ketemu hal-hal yang hmmm gimana yah ceritanya, hal hal yang bikin “oh iyaya” sering banget bersinggungan dengan sesuatu yang membuat saya berfikir bahwa apa yang mama dan alm bapak saya lakukan dulu itu ternyata kok yaaa,, kenapa aku dulu berfikir begini,, kok kami dulu (saya dan adik-adik) nggak ngerti dan ya itu tadi, banyak momen “oh iyaya” yang muncul.

Jadi berawal sejak kehamilan, saya mulai baca tentang banyak hal untuk menjadi orang tua dari berbagai referensi ada buku, artikel di google, blog sampai sering baca BC di grup mamak-mamak muda yang sumbernya dari berbagai pakar (Bu Elly Risman misalnya). Tulisan yang berisi tentang pola asuh, cara mendidik dan bagaimana untuk bersikap saat ada masalah sebagai rang tua dan banyak trial and error yang terjadi pada orang tua lain yang bisa dijadikan contoh atau diambil pelajaran, dari sana saya banyak menemukan kesamaan dengan pola asuh yang saya terima sejak kecil hingga sekarang bahkan setelah menikah dan menjadi orang tua, ilai-nilai itu masih tetap ada. Lalu berfikir berarti selama ini omelan mama, cerewet disuruh ini itu, disuruh ini itu ternyata memang betul akan diperlukan.

Contoh terkecil yang saya dapat adalah kemampuan saya di dapur yang saya anggap spele dan malah nggak ada apa-apanya di banding para master chef (yaiyalah mereka hehe) maksudnya saya kira saya ini masuk kasta terendah dalam lifeskill ternyata banyak teman yang sama aja bahkan jauh lebih nggak bisa bersihin sisik ikan dan insangnya, bersihin ayam potong sampai ngambilin daging dari kaki kambing kurban. Saya bisa lakukan hehehe ngerasa bangga dikit dan banyak terimakasih buat mama yang sejak kecil kalau pulang dari pasar ngasih tugas kami anak-anaknya untuk bersihin lauk pauk yang dibeli, ditatar dengan benar, dikasih contoh dengan seksama lalu kami yang lanjutkan biasanya dengan ngomel soalnya udah ada janji main ke rumah temen. Atau tentang nilai nilai dalam kehidupan bersosial dilingkungan rumah, mama saya termasuk orang yang rajin ngirim-ngirim makanan ke tetangga dekat dirumah, dan percaya nggak percaya itu tertular pada saya sekarang dilingkungan baru ini. Dan ternyata banyak juga yang tidak mendapat contoh baik itu dari orang tuanya, contoh untuk beramah tamah pada tetangga “setor muka” istilahnya untuk warga baru yang datang ke suatu lingkungan untuk sekedar silaturahmi berbasa basi dan kenalan. Makasih lagi untuk mama.


Nah peer terbesarnya sekarang adalah bagaimana cara mentransfer ilmu itu dengan lebih baik lagi ke Syams dan adik-adiknya kelak, menanamkan nilai kehidupan, meng upgreat lifeskill mereka sebagai manusia untuk menghadapi dunia nyata kelak, semoga si partner nggak bosen dan terus ada kayak sekarang yang terus bantuin nyari solusi hehe.

No comments: