Monday, January 28, 2019

Maryam Cyra Raniyah (Lahiran anak ke dua)

Assalamualaikum pembaca baru di tahun baru, mau cerita proses kelahiran anak kedua nih yang terlewat hampir 9 bulan yang lalu hihii. Sejak Cyra lahir hidup yang tadinya settle jadi dimulai dari 0, milai dari atur jadwal, mengolah emosi dan banyak lainnya.


Karena Syams lahir diusia kehamilan 37 minggu, saya dan suami sudah ke-geer an untuk kelahiran anak kedua ini juga akan sama seperti kakaknya, yaa nggak akan jauh bangetlah bedanya, paling 38 minggu (yang mana ternyata kita sotoy banget). Karena sudah ke pede an akan lahir maju 3 minggu dari HPL yang diberikan obgyn, saya mengirimkan semua vitamin dan suplement pada adik saya di Bandung, biar nggak mubazir niatnya, kan bayinya sebentar lagi lahir wkwkwkwk sok tau banget yaa. Nah ternyata belum ada tanda-tanda mau melahirkan sejak minggu ke 37, lalu diminggu ke 38 juga ini bayi anteng banget, minggu 39 diem-diem bae nih bayi diperut yang malah membuat saya dan suami deg-degan, kok nggak keluar-keluar, takut ketubannya keruh, ketuban kering, takut harus di induksi, takut di operasi dan banyak takut-takut lainnya.




Apa saja yang sudah dilakukan selama deg-degan menanti kelahiran bayi? Saya jalan pagi jauh banget sambil dorong syams pakai stroller, soalnya dia minta gendong kalau kejauhan, capek katanya. Saya rajin banget squad dirumah sampai berkali – kali jalan jongkok demi agar si bayi cepet keluar. Masuk ke 40 minggu kurang satu hari dari HPL, saya merasakan gelombang cinta itu pagi hari lembut tapi pasti yang sampai siang tiba-tiba hilang. Saya tunggu hingga ashar nggak ada lagi si gelombang itu, flek darah nggak ada, ketuban apalagi, duh makin stress rasanya. Dan akhirnya kami putuskan kontrol obgyn karena memang ini HPL-1  dan menanyakan status bayi, aman nggak untuk ditunggu, posisi bayi dan kondisi ketuban. Dokter bilang semua baik, bisa ditunggu maksimal 1 minggu, kalau nggak ada pembukan terpaksa dan mau-nggak mau harus operasi, huwaaaaaaa pengen nangis rasanya, takut, gelisah, nggak ridho dan nggak berani campur aduk. Saya diminta pulang dan menunggu dirumah, karena memang nggak ada pembukaan di magrib itu.




Sesampainya dirumah, saya makan dan bermain biasa dengan Syams sambil menunggunya tidur, perut sudah berat dan begah, sesek banget dan sulit bergerak. Jam 22.00 tiba-tiba datang gelombang dahsyat itu, yang nggak se mulus tadi pagi, getarannya terasa langsung kenceng dan nyelekit, jedanya juga nggak terlalu panjang, terus berlangsung sampai jam 23.00, bapake dan Syams sudah tidur, saya download applikasi untuk mengetahui waktu yang pas untuk ke rumahsakit, saat jam 23.00 saya lihat applikasi berkali-kali dan memang diminta pergi ke RS tapi yaa kok nggak percaya. Dicoba lagi 3 termin dan hasilnya tetap sama, saya harus segera ke RS. Syams tiba-tiba bangun dan nangis mungkin mendengar mamanya yang dari tadi mengaduh kesakitan, akhirnya saya putuskan berangkat ke RS Permata Serdang didekat rumah. Sebelumnya saya telfon ibu ART saya untuk ikut menemani, bilang sepertinya sekarang mau melahirkan. Kami tiba di RS pukul 00.30 dan setelah di cek bukaan sudah bukaan 3, saya diminta menunggu untuk tes lain, padahal itu posisinya sudah nggak bisa ngomong, pucet dan melilit banget, si gelombang cinta datang bertubi-tubi tanpa jeda, saya ngos-ngosan dan kecapekan. Saat diantar kursi roda karena sudah nggak kuat jalan, saya kira akan di bawa ke ruang bersalin, ternyata saya malah dibawa ke kamar inap. Nggak lama setelah ditinggal perawat saya merasakan mules luar biasa, seperti ada yang menendang nendang ingin melompat, saya nggak kuat nahan rasa itu dan mengedan sambil berdiri, sambil berpegangan pada ibu, karena bapake lagi diluar cari dokter.

Byuuur air ketuban meluncur ke lantai, diikuti suara meletus, air deras banyak dan bening keluar dari jalan lahir, lega rasanya setelah ketuban keluar, ternyata begini rasanya pecah ketuban, saat lahiran Syams dulu ketuban ini digunting dokter saat bukaan lengkap, jadi saya baru tahu rasanya sekarang. Setelah lega sebentar karena ketuban pecah, rasa melilit itu datang lagi dan keinginan untuk mengedan lebih besar lagi, kamar tiba-tiba penuh oleh bidan, perawat dan dokter yang heran kok saya pecah ketuban duluan diruang inap tanpa pendamping, malam itu chaos sekali, panik, sakit dan menegangkan, tapi lucu kalau saya ingat sekarang.

Saya dibawa dengan ranjang menuju ruang bersalin saking sakitnya dan sudah nggak bisa berdiri lagi, rasanya kepala bayi sudah keluar, tapi dokter maya (Obgyn ku) belum datang, dan dokter lain sedang menangani kelahiran lain, yaa ada 3 kelahiran bersamaan saat itu, dan saya paling akhir masuk ruangan, padahal si bayi sudah diujung, tapi saya diminta untuk menutup rapat paha, untuk jangan dulu mengejan (kan nggak bisaa ditahan). Sampai saya dengar bayi dipinggir lahir, dokter langsung mendatangi kaki, membuka dan brol, kepala bayi keluar, tapi lagi-lagi ditahan, pelan katanya, agar tidak banyak robekan, yang saya timpali dengan “nggak bisa ditahan doookk” hehhee galak bener kan ibu yang lagi melahirkan. Alhamdulilah nggak sampai semenit dan lahir dengan sekali hejan lahirlah kembali saya sebagai ibu, ibu-ibu tepatnya karena sekarang anaknya kan 2 hehehe. Hilang sudah sakit melilit tadi, hilang seketika nggak tahu kemana, lega rasanya, masyaallah allahuakbar.


Tepat setelah lahir dokter maya datang, dia langsung memegang jarum untuk menjahit diarea bawah sana, dan bayi di imd ke dada. Saya baru sadar, bapake mana? Kok nggak masuk? Ternyata dia nggak boleh masuk, sampai akhirnya selesai di jahit, bayi dibawa untuk dibersihkan dan di adzani disana oleh bapake (iyaa dia tetep ga boleh masuk hmmm). Saya diminta tiduran dulu sambil dibersihkan oleh perawat, dan nggak lama setelahnya ibu sama Syams datang, masuk dan menanyakan kabar, dia masih terjaga sejak kami boyong ke RS, ikut menyemangati di UGD dan menemani hingga adiknya lahir (mama terharu). Kenapa Syams dibawa ke RS saat proses melahirkan? Karena nggak ada opsi lain,  kami perantauan dan nggak ada orang tua disini, alhamdulilah sekali ART kami baik hati dan mau menemani seperti keluarga sendiri.



Pindahlah saya ke kamar perawatan, laper haus cape jadi satu. Dulu saat syams lahir saya di infus jadi nggak begitu terasa lelanya, yang ini karena proses nya cepet banget (muali dari bukaan, masuk UGD, kamar rawat dan melahirkan) jadi baru terasa setelahnya, kok nggak di infus yah? Mungkin keder soalnya tadi heboh prosesnya hihii.

Mama dari Bandung datang menemani siangnya, Syams masih setia mendampingi samapi jam 3 dini hari, ikut tidur di kasur sofa dengan bapake, dan mama mulai galaw, melow sedih jauhan sama Syams, percaya nggak percaya bayi yang diperut udah lahir, dan syams official jadi kakak sekarang. Bissmillah kita bisa ya Syams.


Sampai jumpa di postingan melahirkan beikutnya inysyaallah <3 <3 <3

Thursday, August 30, 2018

Seminar Mendidik Anak Sesuai Fitrah by Udztad Harry Santosa

Assalamualaikum,, mumpung masih semangat nulis jadi sekalian bisa posting tentang isi seminarnya juga, soalnya masih anget dikepala. Sejak ada instgram dan instagran story sejujurnya aku jadi lebih sering sharing sesuatu disana karena lebih praktis tanpa buka laptop, tapi tetep aja kangen sharing di blogspot, kangen posting pake repot yang harus edit sana sini, nulis agak banyak, edit foto dan ngumpulin niat yang super banyak buat buka laptop setelah bocah-bocah bobo hihii.

Nama Udztad Harry Santosa ini sebetulnya sudah nggak asing buat saya, yang walaupun belum tau siapa, belum pernah ikut seminarnya, juga belum pernah baca bukunya, tapi sering jadi bahan obrolan ibu-ibu di WAG IP Banten yang pernah ikut seminar beliau, atau baca bukunya dengan ilmu parenting yang bagus banget. Kemarin perdana saya ketemu beliau dan ikut mendengarkan seminarnya yang masyaallah banyak ilmu yang saya dapat dan berharap ada yang bisa diamalkan, aamiin.

Diawal seminar udztad menanyakan rata-rata usia peserta seminar yang ternyata kebanyakan ibu-ibu peserta kelahiran 80-90an, generasi ibu galaw katanya, kenapa disebut generasi ibu galaw? Sebab ibu-ibu ini mulai tidak percaya dengan sistem pendidikan sekarang, namun meragukan kemampuan dan kesiapannya untuk mengajari anak dengan mandiri di rumah (home schooling misal). Saya ngerasa banget sih masuk grup ibu galaw itu hehee. Dilanjutkan tentang pentingnya ayah dalam pengasuhan, yang ternyata peranannya sama penting dan sama porsinya dengan ibu, gimana caranya bisa menyeimbangi pengasuhan ibu yang notabenenya seharian dengan anak, dengan ayah yang dibilang minim waktu? Maksimalkan, buat jadwal dan quality time. Karena kebaikan seorang ayah akan tertular pada anaknya, seperti yang dicontohkan para nabi dan sesepuhnya juga teturunannya, yang kalau dipikir dan di ingat memang benar juga banyak nabi yang merupakan ayah anak, bahkan Nabi kita Ibrahim alayihi salam disebut juga bapaknya para nabi. Ternyata kebaikan itu mengalir, kearifan itu ditiru dan sebaik-baiknya warisan adalah ilmu, sebaik-baiknya amal adalah meninggalkan anak shalih. Udztad mengambil contoh Bapak BJ Habibie yang teguh dengan misi hidupnya di bidang dirgantara, kemudian mengalir menjadi misi hidup anaknya juga. Lalu apa peranan kita sebagai ibu? Kitalah yang harus 100% mendukung visi dan misi hidup suami, bawa suami kita dalam kesuksesan hidupnya, buat anak kita menemukan visi hidupnya. Jika seorang istri mendukung misi hidup suaminya sepenuh hati, maka cinta suami tak akan bertepi, yang dicontohkan dengan kisah cinta Pak Habibie kepada Ibu Ainun yang sempat di buat film paling romantis.

Apa yang terjadi jika suami belum menemukan misi hidupnya? Bantu cari, bersama bergandengan tangan menuju satu arah, “karena cinta itu bukan hanya saling bertatapan penuh mesra, tapi bergandengan tangan menatap suatu tujuan yang sama bersama”. Kemudian ingat suami di rumah, sebetulnya misi hidup dia apa yaa? Udah ketemu belum ya? Karena menurut beliau lagi (udztad Harry) jika seorang suami belum mengetahui visi hidupnya, salah kariernya bisa berakibat buruk buat keluarga. Tiap pulang kerja marah-marah, saat weekend enggan di rumah, kalau minggu sore mulai maagh (lucu emang pak udztad ini, menebar banyak quote hihii). Banyak kasus LGBT, kecanduan narkotik dan kenakalan lain, jika dilihat bermula dari kurangnya peran pengasuhan ayah di rumah. Jika Ayah abai, ibunya lalay, bersiaplah memiliki anak alay. Apa saja yang penting di terapkan oleh orang tua? Ada 3 hal yang harus diketahui,
1.       Tarbiyah = menanamkan fitrah anak
2.       Ta’dim = menanamkan adab
Kedua poin ini wajib dilakukan oleh orang tua, dengan pengajaran dan contoh
3.       Ta’lim  = belajar
Ini bisa dilakukan sendiri, atau diberikan oleh pihak ketiga (guru, udztad, sekolah, pondok dll)
Namun apa yang terjadi pada pendidikan saat ini? Anak sekarang seperti dikarbit, terburu-buru diminta dewasa, tergesa para orang tua untuk memanen hasilnya. Jika anak masuk TK sudah bergegas (terlalu dini) maka saat SD mulai lemas, dengan segala bentuk les dan pelajaran tambahan, lalu SMP nya gimana? Saat SMA takut kebablasan lalu masukan anak ke Pondok, padahal itu bukan solusi sama sekali. Mendidik anak kita cepat dewasa akan membuat orang dewasa yang kekanakan kelak. Tidak bertanggung jawab, tidak memahami visi hidup dan peran peradabannya di dunia. Tugas kitalah menghantarkan anak pada peran peradabannya.

Masih banyak lagi yang beliau bahas, namun sulit untuk saya sharing semua, next kalau ada seminar dan Udztad Harry sebagai pembicara aku rekomendasikan banget buat ikutan, inysyaallah manfaat. Dari sekian banyak ilmu semoga ada banyak yang bisa diterapkan dalam keluarga dan menular di linggkungan terdekat aamiin.

Wisuda Ibu Profesional Banten


Assalamualaikum,, lama tak jumpa sejak lahiran.  Alhamdulillah bisa wisuda lagi tanpa bikin skripsi hehhe, belajar tentang menjadi ibu memang nggak ada habisnya, terus mengalir berbagai tugas dan tantangannya, alhamdulilah di kelas matrikulasi Ibu Profesional Banten ini saya lulus dan naik kelas ke kelas Bunda Sayang, semoga bisa lulus sampe finish. Aamiin.

Wisuda gabungan ini bukan hanya untuk kelas matrikulasi, tapi juga berbarengan dengan kelas bunda sayang batch sebelumnya. Keriuhan mulai terasa sebulan sebelum acara, diinvite banyak grup persiapan wisuda, mulai dari rembukan persiapan seminar, ngobrolin ketentuan seminar dan yang paling seru adalah ngobrolin dresscode hehhee mamak-mamak tipikal banget ya. Acaranya bertempat di Kebun Kubil Garden Resto Serang, Sabtu 18 Agustus 2018 (sampai sekarang masih penasaran kubil itu artinya apa?). Acaranya padet banget sejak pagi dimulai dengan sambutan para pengurus Ibu Profesional Banten, promosi sponsor, dan penampilan drama dari rumah belajar menulis lalu masuk ke Seminar oleh Udztad Harry Santosa dengan tema Mendidik Anak Sesuai Fitrah. Setelah selesai istirahat makan dan sholat barulah dimulai acara foto wisuda per kelas, kelas matrik dan kelas bunda sayang, saya sangka akan ada prosesi seperti wisuda saya dulu, ternyata nggak hihii.

Untuk saya acara ini seperti booster untuk mood, mood belajar dan mood menjalani hari-hari kedepan. Pertama kalinya pisah sama Syams, dia yang sudah saya daftarkan Kids Corner di Kebun Kubil terpaksa nggak diboyong karena batuknya yang gohgoy kalau kata orang Sunda. Jadilah cikcikbum family ini pecah kongsi, saya ajak Cyra dan ibu Aas berangkat menuju acara, Syams dan papanya di rumah. Jangan tanya adegan berangkatnya, dia nangis kejer maksa ikut dan saat saya telfon papanya ternyata Syams masih nangis. Ini kali ke dua saya bertemu teman-teman IP Banten, sekali di awal kopdar matriks, absen sekali acara seminar karena hamil besar, dan sekarang saat wisuda. Karena jarangnya kelas offline di IP ini, maka acara wisuda sangat ditunggu buat kami untuk sekedar hai hai atau ngobrol mengenal lebih dekat, ada kejadian lucu menjelang wisuda. Saya ternyata pernah duduk sebelahan dengan teman sekelas matrik, namun tidak menyadarinya hihihii, pertama karena memang nggak bawa kacamata, kedua nggak ngeuh karena riweuh bawa anak dua yakaan.

Acara wisuda ini kalau boleh aku komentari, harusnya bukan wisuda deh, harusnya naik kelas, iya nggak sih? Soalnya kan belom lulus, tapi naik tingkat, dari kelas matrik ke kelas bunda sayang (just my thougt sih). Tapi acaranya nasional juga dan namanya Wisuda hehe. Dapet apa aja di goodybag saat acara? Ada sabun wangi dari rumbel kecantikan, stiker bertuliskan quote dari rumbel design grafis, sertifikat seminar, pin berbentuk medali yang disematkan dengan pita, notebook dan berbagai brosur sponsor. Yang disayangkan tuh nggak ada handout dari pemateri yang biasanya ada dalam goodybag seminar.

Kalau ditanya dari keseluruhan acara apa yang paling ditunggu? Selain materi seminar, saya sebenernya nunggu ketemu dengan temen-temen sih, foto wisudawati dan ngobrol dengan orang yang biasa saya balas chatnya diWA grup, rasanya menyenangkan berteman kembali, punya sosial grup lagi, ber haha hihi dengan manusia, bukanya dengan gadget, bisa moveon dari teman-teman saya yang di Bandung.


Harapannya setelah wisuda dan masuk kelas baru, ilmu yang kemarin bisa di amalkan, ilmu baru bisa terpatri hingga menjadi ilmu yang berkah, ilmu yang benrmanfaat, bukan saja hanya untuk saya, tapi juga anak, suami dan orang-orang terdekat bisa merasakan berkah dari ilmu tersebut.

Karena ibu adalah pembelajar sepanjang hayat.




Monday, April 2, 2018

Horison Forbis Hotel Cilegon (Reviews)

Bissmillahirrohmanirrohim

Assalamualaikum, long week end kemarin kemana? Kami liburan deket rumah, beneran deket banget soalnya kita ke Pantai Anyer yang jaraknya kurang lebih sejam perjalanan aja, dan nginepnya di sebelah komplek yang jaraknya 2,5 Km aja hehee. Dalam rangka refreshing sebelum ngerem lama dirumah pasca lahiran (iya kan buibu), sebelum memulai drama ada bayi dirumah, begadang berhari-hari dan rutinitas gemas lain jadi saya antisipasi minta liburan ke Pak suami dan alhamdulillah dikabul (terimakasih sayang).




Kenapa liburannya di Anyer nginepnya di Horison Forbis Hotel Cilegon yang notabenenya jauh dari laut? Karena ngedadak jadi kami nggak dapet hotel dekat pantai saat long week end, yaiyaalah fullbooked semua. Tapi karena niatnya memang pengen liburan, jadi walaupun deket rumah dan pindah tidur tetep kami book kamar di sana. Hotel yang baru dibangun ini emang fresh banget, tempatnya yang belokasi di Jalan Lingkar yaitu jalan tembus ke Anyer emang cocok buat hotel transit, full di hari kerja dan nggak terlalu ramai di akhir minggu. Kamarnya mulai dari deluxe jadi ukuran kamarnya lumayan luas menurut kami, pas lah buat syams mengexplore sampai mecahin holder menu Acrilic dan membuat kami kena charge 100.000.


Salah satu yang bikin gemas lainnya adalah di Horison Forbis Cilegon ini toiletnya semua udah otomatis, seperti yang saya pakai di Changi, toileters nya juga lucu walaupun sempat ada insiden sedikit tentang masa kadaluarsa yang terlewat, tapi saat saya bilang ke resepsionis untuk diganti ternyata mereka cepat tanggap dan langsung menggantinya diikuti ucapan maaf, nggak jadi deh poin minus nya.  Makanan di Horison Forbis Hotel Cilegon ini premium, karena banyak expatriat yang nginep sih kayanya, yang awalnya mau roomin pas liat menunya jadi mendadak males hehe, harganya ampun deh nggak masuk budget, jadi kami keluar beli makanan dan roomin sendiri hehe. 




Nah buat makanan sarapannya sih enak, yaiya wong gratis. Banyak pilihan menu nya selain buffet nasi, syams juga lumayan doyan makan sampe pup di restoran, kekenyangan kayaknya. Dan karena keisengan saya nanya cara buat coffee latte di mesin pembuat kopi, yang ternyata nggak bisa, saya baru tahu kalau ternyata bisa pesen coffee latte dan lain-lain di bar resto tanpa kena charge, jangan malu unuk nanya sih intinya.







Setelah sarapan kami pengen nyoba area gym, di web saya lihat ada kursi pijat yang setelah didatangi itu kursi biasa untuk pijat, ternyata saya salah lihat hmmm. Kami cukup merepotkan nona Lee dengan banyak request tapi alhamdulilahnya beliau sabar, karyawan dari Korea itu entah kena sial dimana bisa jadi berurusan sama saya dan keluarga hehee, mulai dari membantu membuka ruang gym, menjemput kami yang nggal bisa keluar dari sana, dan mengurus untuk handuk di area pool. So far pelayanan disana kami suka, biasa melayani orang asing, nggak membuat mereka jadi abai sama kita ternyata, yaa namanya juga service hotel kan hihii.






Kalau dilihat dari parkiran sih harusnya hotel ini penuh, tapi saat di area gym dan pool suasananya nyaris sepi dan hanya ada kami, agak siang mulai muncul satu dua keluarga untuk renang, sisanya? Saya nggak tahu apa memang nggak ada atau ke Anyer pantai terdekat. Yang bingungnya dan sampe kepikiran oleh saya, orang-orang yang memang menginap untuk liburan di Cilegon kemana lagi yaa selain ke Anyer dan Carita? Soalnya disini nggak ada tempat wisata yang aneh buat dikunjungi.




Masuk bulannya untuk melahirkan, dan walaupun ini bukan pengalaman pertama ternyata tetep ada kegelisahan, takut dan exited yang melanda percis saat akan ahiran pertama. Doakan saya semoga bisa melawatinya dengan tenang dan tanpa rasa sakit yang berlebih, bisa lahiran normal, dan kami berdua (aku dan bayi) sehat selamat aamiin.

Saturday, March 31, 2018

Nature Republic Aloe Vera 92%


Bissmillahirrohmanirrohim




Assalamualaikum, udah luama banget nggak review prodak, dan kali ini agak gemas sih pengen cerita tentang skin care yang lately lagi sering saya pakai. Jadi ceritanya awal kehamilan itu saya udah stop semua penggunaan skin care dari dokter LBC, padahal ada logo halal MUI dan BPOMRI wichis menandakan itu aman buat bumil dan busui sebetulnya (sourch by dok. Inong SpKK di Ummi Magazine) tapi sejak kehamilan pertama saya juga nggak pake apa-apa dan biasa aja gitu kan, eh nggak tau kenapa hamil sekarang tuh bawaannya centil dan nggak mau keliatan kucel dan kusam (iya hamil Syams dulu aku kucel banget) dan tiba-tiba liat banyak banget selebgram promote si Nature Republic aloe vera 92% ini, buka vlognya beauty vloger juga sudah banyak di bahas, dan emang hasilnya keren sih. Karena masih ragu akan ke Halal an si Nature Republik Aloevera 92& ini, aku awalnya sempet beli ward#h yang mirip-mirip juga prodaknya berbahan dasar Aloe vera tapi nggak sampe 92% kandungannya dan ternyata lengket gittu berat dan nggak cocok ke muka aku.


Cerita sama temen tentang keinginan pake si Nature Republik Aloe vera 92% tapi masih ragu sama Ke halal an nya, terus ada yang bilang kalau itu nggak mengandung unsur haram kok didalemnya, dan aku tanya ke penjual yang juga ngerti bahasa Korea dan baca kandungan dikemasan memang nggak mengandung sesuatu yang haram (yeay Alhamdulilah) dan akhirnya dibeliin lah satu jar 300ml sama temen dari temennya yang buka jastip, soalnya dulu masih belom masuk Indo jadi dia buka jastip gitu kalau nggak salah dari Korea buat pembeli Indonesia, terus dikirim ke Cilegon deh, hepi.


Aku pakenya sering banget,abis mandi, abis wudhu dan mau tidur dan itu lebih dari 3 kali sehari, soalnya texturenya gel gitu kan, ringan adhem dan nggak lengket berat kaya ward#h (sorry to say yaa ward#h). Sempet juga aku pindahin ke tube kecil disimpen di kulkas, jadi pas abis wudhu buat dzuhur ashar makenya ke muka bikin nyessss banget, eh pas mamah ke Cilegon diminta, enak juga katanya yoweeeis bawa ke Bandung.


Ada perubahan ke muka? Ada banget. Ini ternyata bukan perasaan aku aja, kulit berasa lebih cling dan kenyal, walaupun nggak otomatis jadi semulus Song Hye Kyo juga sih, tapi ternyata bukan aku aja yang ngeuh, beberapa temen dan saudara yang ketemu langsung juga bilangnya begitu (kecuali pak suami, dia sih bilangnya biasa aja rrrr), hamil sekarang cantik deh, seger, cling banget mukanaya jangan-jangan hamil anak cewe hehe sampe dikira hamil anak cewe yah. Jadi ini emang karena si Nature Republik apa hormon kehamilan aku pun nggak tau, tapi yang aku rasain dan temen –temen liat sih begitu efeknya ke muka.



Sekarang prodak Nature Republik ini banyak jenisnya yang masuk Indonesia, katanya sih ada storenya gitu di Jakarta jadi nggak usah repot –repote jastip ke Korea lagi, tapiiiiiii hati-hati soalnya aku pernah baca juga ada yang KW nya, jadi be smart buyer aja deh ya, aku juga masih bingung kalau habis nanti pesennya kemana hehee.

foto by: Google