Sunday, April 17, 2016

Pejuang ASI

Bissmillahirrohmanirrohim start beberapa detik melahirkan hingga 6 bulan kedepan saya berniat akan terus memberikan ASIX untuk syams dan tanpa campuran apapun. Aamiin.

Sejak kapan punya keinginan untuk memberikan ASIX?
Setelah jadi ibu? “Sebelumnya”
Saat hamil? “Bukan”
Saat merencanakan kehamilan? “hmmm “
Saat menikah? “kayanya jauh sebelum itu”

Jauh sebelum menikah, saya sudah berencana untuk memberikan ASIX pada anak-anak saya kelak dan alhamdulillahnya sampai sekarang Syams berusia hampir 4 bulan saya masih memperjuangkan untuk terus memberikannya ASIX. Banyak ibu menyusui yang melakukan hal yang saya lakukan sekarang, niat yang baik, mendapatkan dukungan baik dari pasangan (love you sayang) dan mendapat kan berkah Asi yang melimpah.

Perjuangan memberikan ASIX dimulai beberapa hari setelah bayi lahir, saya yang mengira sudah cukup ilmu tentang menyusui, yang “kan bayi masih ada cadangan makanan hingga 4 hari” membuat bayi saya akhirnya menuju UGD karena deman dengan indikasi dehidrasi alias kurang ASI dan menguning (sedih rasanya kalau inget itu lagi), membuat kami berpisah beberapa malam, memberi  yang ASI harus via botol karena takut kurang maksimal penyembuhan jika harus terus digendong membuat saya harus pumping tiap 2 jam untuk memenuhi kebutuhan bayi, mulailah saya merasa seperti sapi perah yang terus digelonggong dengan booster asi diruang tunggu bersama ibu-ibu lain yang bayinya mengalami hal yang sama dengan syams.

Kami mulai berbagi makanan yang menambah ASI seperti kacang tanah dan sayur daun katuk. Saya mulai dicekoki susu kedelai oleh suami agar ASI melimpah, minuman sari kacang hijau (sulitnya mencari bubur kacang hijau asli membuat kami terus membelli ini), buah-buahan, sempat dikirimi sayur oleh teman ke rumah sakit. Makan-minum-pumping, makan-minum-pumping adalah sebagian besar kegiatan saya beberapa hari itu demi banyaknya Asi yang saya berikan pada suster jaga.

Setelah kejadian itu hingga sekarang saya masih mengkonsumsi makanan yang diyakini menjadi booster ASI yang ragamnya makin bertambah atas saran saudara dan teman, mulai dari keripik jagung, rebusan air kacang hijau, bayam, pepaya muda, dan banyak lagi.

Akhirnya setelah beberapa bulan ini mulai mendapatkan ritme memberikan ASI yang baik, saya sadar bahwa selain asupan makanan yang bergizi, ada faktor lain yanng sangat penting. Dukungan suami yang sangat baik merupakan booster buat saya, mulai dari terus mensuplai makanan sehat tadi plus camilan sehat dan camilan “kurang sehat” (hhehe busui juga perlu cheating), mengingatkan jadwal menyusui, pelekatan yang baik, membantu mengambilkan segelas air minum tengah malam dan banyak suport lainya yang bikin saya makin rajin dan semangat menyusui. Mungkin next jalan-jalan bisa jadi booster yang ampuh juga yaa sayang (semoga dia baca, dia pasti baca) we love you.

No comments: