Thursday, May 26, 2016

(another) Rangga

Beberapa hari lalu digrup “baru aku ngerasain kejadian kaya di tv-tv mampir dihidup aku, jadi io (anaknya) cerita kalau dia punya temen main yang nggak pernah pulang, tidur dimasjid, ga sekolah” yang ditanggapi beragam oleh kami, seperti :  “siapa?”, “rumahnya dimana?, “kasian ih” dan lain lain. Saya juga salah satu yang kepo sama chat singkat ini.

Beberapa jam tidak membuka chat karena momong Syams lalu membaca kembali detail cerita, bahwa si anak yang belakanngan ini diketahui bernama Rangga ternyata masih punya orang tua,” tapi waktu pulang ke rumah rumahnya di gembok” jawaban Rangga ke teh Eyi saat diajak kerumahnya untuk mandi dan makan. Agak simpang siur juga cerita tentang Rangga ini menurut teh Eyi, ada tetangga yang bilang rumahnya bukan dilingkungan situ, ibunya yang seorang pemandu lagu di karaoke dan sang bapak yang katanya “preman” bikin banyak orang mungkin malas berurusan dengan Rangga. Saat ada keluarga yang merawatnya, Rangga malah dimarahi, mungkin juga sampai melukai fisik bocah kecil yang baru kelas 3 SD.

Iyah anak sekecil itu berhari-hari pergi dari rumah tanpa ada yang mencari, tanpa bekal uang dan pakaian. “dia tidur di keset masjid” tambah teh Eyi saat menceritakan hidup Rangga selama di masjid, Rangga yang bajunya nggak pernah diganti bahkan sampai pernah mencongkel uang kencleng buat beli makan.

Sedih nggak sih bacanya? Saya sampe nangis loh waktu baca ini, kepikiran gimana kalau Syams diposisi itu (naudzubillahimindzalik). Sedih karena menurut keterangan teh Eyi yang minta orang DKM untuk ikut menyaksikan saat akan menyerahkan Rangga ke panti asuhan mereka nggak mau, sedih saat ornang-orang sekitar situ yang pasti tahu keberadaannya malah acuh dan menutup mata, sedih karena mereka nggak peduli dan memilih untuk diam.


Akhirnya teh Eyi ajak Rangga ke rumahnya untuk mandi, ganti baju dan makan, lalu mengantar Rangga ke Panti Asuhan untuk dititipkan (semoga allah membalas kebaikanmu dengan segala keberkahan di dunia dan akhirat ya teh), anaknya nurut diajak kesana dan mudah-mudahan malam ini dia tidur nyenyak nggak kedinginan lagi tidur di masjid.

Setelah tahu ada kejadian semacam itu, saya makin yakin. Yakin kalau kebaikan itu bukan perkara si kaya atau si miskin, kebaikan itu bukan perkara orang  yang mengerti agama atau tidak tahu tentang agama, bahwa kebaikan itu bukan datang dari kerabat dekat atau orang asing yang baru kita temui. Karena kebaikan itu pilihan, antara mau melakukannya, atau hanya melihat orang lain yang mengambil allih.

Semoga kalau ada kejadian serupa datang menyapa dikehidupan saya, saya bisa belaku baik dan tidak membiarkan orang lain yang ambil allih. aamiin

Tuesday, May 17, 2016

Serba Salah

Assalamualaikum
Alhamdulilah setelah demam karena kecapean kemarin dan sekarang udah seger lagi, bayi tidur dengan lelapnya, bisa deh posting pengalaman empat bulan ini jadi mama baru.
Hampir semua teman-teman saya yang notabenenya adalah mama baru ngalamin hal begini “SERBA SALAH” saya juga nggak mau ketinggalan punya seabreg pengalaman serbasalah serupa. Kamu pernah juga nggak sih? Apa malah sering bikin mama baru jadi serba salah? Hehee kalo iya mudah-mudahan jangan terulang lagi deh.


Perasaan semacam itu sering muncul saat bertemu teman, saudara, tetangga bahkan orang asing yang baru dikenal. Tiba-tiba saja mengeluarkan statment “mba anaknya kepanansan tuh topinya buka aja” padahal dia nggak tahu si bayi abis didalem mobil yang ac nya dingin. Terus saat ngajak si bayi pergi sama neneknya tanpa topi “topinya mana? Kasian nanti kedinginan” seba salah momment banget.


Pernah juga ada tetangga yang komentar “aduh anak bayi udah dibawa pergi-pergi, kasian mbak debu” saat saya lewat depan rumahnya untuk belanja, dan dirumah memang nggak ada siapa-siapa buat jagain. Eh besoknya tetangga depan rumah “nggak pernah keliatan nih bayinya, dikerem melulu, nggak diajak jalan-jalan” yang hanya saya balas dengan senyuman. 


Basa basi yang malah bikin baper (apa emang sayanya aja yang baperan hehe), awalnya sih baper banget sampai sering ngadu sama suami, tapi lama kelamaan entah terbiasa atau mulai kebal, semua statment serba salah macam tadi mulai hilang dan meluntur pengaruhnya, dan lama-lama malah sudah bisa ditebak kalau gini pasti nanti di komenin gini, kalau gitu nanti dikomenin gitu hehehe. Mulai relax dan nggak ambil pusing lagi.





Dear mama lama (mungkin saya dimasa depan) : difikirkan kembali apa yang mau disampaikan, bikin drop, apa bikin bingung, atau nambah ilmu yang diajak ngobrol. Nggak semua yang terjadi sama bayi kita dulu harus dialami bayi lain kan? Semua anak berbeda.
Dear mama baru (yang mana adalah diri sendiri): lakukan saja yang terbaik buat bayimu, dan jangan terlalu pikirin kata orang, apalagi yang negatif, tapi untuk nasihat nasihat membangun boleh kok dipraktekin. Intinya jago-jagolah memfilter.