Wednesday, January 4, 2012

22 Mei 2011


Sehari setelah denger ceramah udzt. Toni Raharjo tentang memaknai hidup, mungkin itu judul ceramahnya, karena kami terlambat datang ke pengajian sabtu itu, senang mendengar beliau cerita tentang bagaimana menariknya hidup kita sebetulnya dengan semua kejadian yang dialami dari lahir hingga kini dan sayang kalau tidak dibagi dengan orang lain, “ ...tidak semua orang bisa bikin novel yang menarik, tapi semua orang bisa bikin hidupnya menarik... ” katanya. Iyah banget, dalam hati saya mengangguk, ingat tentang semua pengalaman yang pernah dialami setelah sekitar 22 tahun hidup, dimulai dari saya bisa mengingat sampai bisa mencatatnya sekarang,, beliau juga bilang “...sekuat-kuatnya memori otak kita, ga bisa ngalahin tinta...” tinta yang dia maksud sekarang mungkin tinta elektronik,, yah seperti yang sekarang, dicatat di note book, note face book , blog atau ada yang dibukukan seperti yang dibuat udzt. Toni. Saya jadi ingin menulis lagi, lagi karena dulu saya memang gemar menulis tentang kejadian sehari-hari yang saya alami sejak SMP sampai kuliah, lupa rasanya saya bagaimana cara menulis, lupa rasanya akan menyenangkannya menulis, hingga diingatkan kmbali oleh udzt. Ini.
Memulai kembali mendengarkan ceramahnya mengenai hasil survei yang dilakukan saat beliau mengikuti pelatihan di Lembang, survei yang dilakukan kepada 150 peserta wanita tentang sosok pasangan yang diidamkan, masuk urutan pertama adalah type pria romantis, disusul dengan pria sholeh dan ketiga pria yang cerdas, pa udzt. Lebih menyoroti mengenai tipe pria ini, “cerdas” apa standar cerdas bagi wanita-wanita ini saya pikir, kemudian beliau melanjutkan “ otak kanan dan otak kiri wanita terlalu berdekatan, mungin itu yang bikin banyak sekali pertanyaan di dalam kepala mereka...” sekali lagi saya tersenyum, dan mengangguk karena merasa setuju, mulai terfikirkan apa hubungan antara tipe pria cerdas, dan banyaknya pertanyaan yang muncul dikepala saya, muncul juga sosok-sosok pria yang selalu saya jadikan tumpuan pertanyaan saya selama ini, alm. Bapa saya yang pertama, Aji, Tommy, Yogi dan semua teman-teman wanita yang sering saya sms malam-malam hanya utuk menanyakan “emangnya Yogi Finanda yang artis Eiffel im in love itu udah meninggal yah??”, lucu rasanya karena apa yang saya rasakan memang normal karena itu di rasakan pula oleh 150 wanita peserta pelatihan tersebut, sosok pria yang cerdas itu mungkin masuk list pertama kalau saya yang ditanya, tipe pria seperti apa yang diinginkan perempuan? Cerdas mutlak perlu mengingat banyaknya pertanyaan yang masih ada di kepala saya untuk dijawab oleh seseorang, padahal bisa saja saya search langsung di google atau wikipedia, tapi ternyata bertanya pada pria mengenai suatu masalah, selain akan mendapat jawaban, itu juga adalah salah satu cara menyenangkannya, kenapa? Karena ternyata seorang pria merasa lebih dihargai dan merasa bahwa dia adalah tumpuan wanitanya untuk bertanya, ketika diberikan pertanyaan-pertanyaan oleh wanita dan menjawabnya ada kebanggaan tersendiri didalam hati mereka “karena itu memang fitrahnya...” menurut pa udzt., terlintas bayangan si Aji yang sering saya tanya dulu mengenai beberapa hal dan dia memang tidak pernah mengeluh, menampik, atau mengecilkan saya akan pertanyaan yang selalu saya tanyakan, mungkin karena disitu adalah kepuasannya, kesenangannya melihat saya yang tidak tahu akan sesuatu, dengan muka kebingungan, celoteh khas anak kecil yang menanyakan mengenai kenapa ketua kampus kami demikian anehnya?? atau bagaimana cara membuat proposal yang baik?? semuanya selalu dijawab baik hingga masalah terselesaikan dengan solusi yang baik, kelak pasangan saya harus lebih cerdas dari dia saya kira atau minimal setara, karena nantinya pasangan saya akan selalu merasa kecil saat tau saya ternyata lebih percaya untuk bertanya pada orang lain dibanding dia (innsyaallah).
Ceramah berlanjut mengenai bagaimana seharusnya menyikapi atau mengisi masa muda yang singkat ini, kembali ke pernyataan diawal bahwa hidup kita sangatlah menarik, beliau menganalogikan hidup kita dengan novel yang kalau mau novel kita (hidup) jadi best seller jangan mau hanya hidup dengan biasa-biasa saja, ordinary, flat, standar, kita harus bisa membuat hidup kita diisi dengan hal-hal yang extra ordinary atau “ga biasa” dimulai dengan cerita beliau yang meniliki agenda keajaiban dengan istrinya (teh Melly) yang kebetulan sore itu datang, harus ada kejadian yang baru di hari mereka, yang terjadi begitu saja tanpa rencanakan, dan tak tefikirkan dilakukan orang lain, pernah suatu hari mereka hanya berhenti di depan seorang pedagang yang sedang merapikan dagangannya dan mendo’akan tukang tersebut “saya dan istri saya berhenti sebentar di depan tukang dagangnya terus berdoa, ya allah limpakanlah rizkin bapak ini, ampuni segala dosanya, berikan kemudahan dalam hidupnya...” dan sang istri hanya meng-amininya setelah itu mereka pergi, terbayang ekspresi si bapak pedagang yang pasti bingung ada orang yang tiba-tiba mendoakannya padahal beliau sama sekali tidak kenal. Amazing kata-ku dalam hati “aq ingin nikah sama yg kayak gini teh” bisik ku ke teh wincay, terbayang agenda-agenda keajaiban apa yang akan dilakukan dengan pasangan saya kelak, semoga bisa mendapatkan yang lebih baik dari cerita pa udzt.

No comments: